SEKILAS TENTANG ANE, ENTE, ANTUM.

Dengan saling mengingatkan, pererat tali persahabatan. Aku dan kamu saling mengingatkan. Bukan suatu kewajiban muslim atas muslim lainnya adalah saling mengingatkan?ini Dia penjelasan tentang

ANE, ENTE, ANTUM ?Hua = Dia (laki-laki)
Humaa = Dia berdua (laki-laki)
Hum = Dia sekalian / mereka (laki-laki)
Hiya = Dia (perempuan)
Humaa = Dia berdua (perempuan)
Hunna = Dia sekalian / mereka (perempuan)
Anta = Kamu (laki-laki)
Antumaa = Kamu berdua (laki-laki)
Antum = Kamu sekalian (laki-laki)
Anti = Kamu (perempuan)
Antumaa = Kamu berdua (perempuan)
Antunna = Kamu sekalian (perempuan)
Ana = Saya
Nahnu = Kami

Kadang-kadang, kita suka me-lafadz-kan "ANE" atau "ENTE", sebenarnya ini adalah logat dari "BETAWI / JAKARTA". ANA jadi ANE, dan ANTA jadi ENTE, bahasa ini kombinasi (perpaduan) dari dua bahasa; Bahasa Arab - Bahasa Jayakarta (Ust. Rahmat Abdullah lebih suka menyebut Jayakarta yang merupakan pemberian dari 'Ulama, dibanding dengan Betawi (Batavia) pemberian dari kolonial Belanda).
Jadi, tidak masalah menyebut ANE - ENTE.

Lalu kita pernah melihat sms dari seorang akhwat kepada seorang ikhwan seperti ini:
"Aslmkm. Gmn antum dtng syuro g?"Atau kita pernah mendengar seorang ikhwan berbicara kepada seorang akhwat seperti ini:
"nanti, antum tolong siapin makanannya, ya?"Antum wa antunna pasti bisa menebak sendiri, dimana letak kejanggalannya? (walau cuma sedikit)
Ah.. Kalau ngomong antum, antunna, anta, dst, kan terlalu asing nyebutinnya?
Klu sudah biasa mengucapkan, insya Allah ga bakal terdengar asing kok?
Atau bisa juga kita menggantinya dengan Bahasa Indonesia saja seperti; saya, kamu, kalian, dll
Ya, mungkin tulisan ini tidak penting, kan yang penting dia mengerti apa yang kita bicarakan. Tapi Hati-hati sob, salah kata bisa salah arti!Imam Hasan Al-Banna pernah berwasiat:

"Berbicaralah menggunakan Bahasa Arab fusha (Bahasa Arab Standard) karena itu merupakan syi'ar Islam."

Editor : AGP
Sumber : Saling Mengingatkan

Komentar